Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria.
Sebab para atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk
kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda. Mereka berbusana beraneka
ragam untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan kuda. Bagi
orang Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk berolahraga.
Mereka bangga kalau memiliki tubuh yang atletis.
Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan, seperti daun zaitun liar sebagai pengganti medali.
Kadang-kadang sang juara diarak masuk kota melalui sebuah lubang yang
dibuat khusus pada tembok kota. Mereka dielu-elukan di jalan kota dan
disambut pembacaan puisi. Penghargaan lain kepada olahragawan berprestasi berupa pembebasan dari pajak
dan mendapat makanan gratis. Beberapa kota juga memberikan bonus uang
dalam jumlah besar. Bahkan di kota kediaman pemenang didirikan patung
mereka. Banyak patung batu dan perunggu masih tersisa sampai kini dan
itulah hadiah paling abadi milik sang juara.
Salah satu bagian cabang
atletik yang masih tetap dikenal hingga kini adalah maraton, yakni perlombaan lari sejauh kira-kira 42 km.
Olimpiade mencapai puncaknya di abad ke-6 dan ke-5 SM, tetapi
kemudian secara bertahap mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani ke
tangan Romawi.
Tidak ada konsensus yang menyatakan secara resmi mengenai berakhirnya
Olimpiade, namun teori yang paling umum dipegang saat ini adalah pada
tahun 393 M, saat Kaisar Romawi, Theodosius menyatakan bahwa semua budaya praktek-praktek kuno Yunani harus dihilangkan. Kemudian, pada tahun 426 M, Theodosius II memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu, Olimpiade tidak diadakan lagi sampai akhir abad ke-19.
dikutip dari : wikipedia.org
0 comments:
Post a Comment